Karier Multi-Portofolio: Saat Satu Profesi Tak Lagi Cukup – Dulu, punya satu pekerjaan tetap di satu perusahaan selama puluhan tahun dianggap sebagai puncak stabilitas dan kesuksesan. Tapi dunia berubah dan begitu juga definisi karier.
Di era digital dan serba cepat seperti sekarang, semakin banyak orang yang memilih untuk tidak bergantung hanya pada satu profesi. Mereka membangun karier dari berbagai peran, proyek, dan keahlian yang berbeda, menciptakan apa yang dikenal sebagai karier multi-portofolio.
Karier multi-portofolio adalah pendekatan membangun karier yang tidak terpaku pada satu jalur pekerjaan atau satu perusahaan saja. Orang dengan jenis karier ini bisa jadi:
-
Punya pekerjaan utama (full-time), tapi juga mengelola bisnis sampingan
-
Seorang desainer grafis, tapi juga mengajar workshop dan menjadi content creator
-
Karyawan tetap, tapi juga freelancer di bidang lain
-
Seorang konsultan yang bekerja lintas industri
Alih-alih mengejar satu posisi tinggi dalam satu bidang, mereka memilih menekuni berbagai hal yang bermakna dan menghasilkan, baik secara finansial maupun personal.
Kenapa Semakin Banyak Orang Memilih Karier Multi-Portofolio?
- Ketidakpastian Ekonomi
- Krisis ekonomi, PHK massal, dan otomatisasi membuat banyak orang sadar bahwa mengandalkan satu sumber penghasilan terlalu berisiko.
- Mengejar Passion Lebih dari Satu
- Banyak orang punya minat dan bakat di beberapa bidang. Karier multi-portofolio memungkinkan mereka mengekspresikan diri sepenuhnya.
- Fleksibilitas dan Kendali Penuh
- Bekerja di banyak bidang memberi kontrol lebih atas waktu dan cara bekerja, yang sulit ditemukan dalam model kerja konvensional.
- Teknologi yang Mendukung
- Platform digital, remote work, dan media sosial mempermudah siapa pun untuk membangun brand personal, menjual jasa, atau membuka usaha dengan modal minim.
Meski terdengar ideal, karier jenis ini juga punya tantangan tersendiri:
-
Manajemen Waktu
Mengatur jadwal dari beberapa pekerjaan atau proyek sekaligus bisa melelahkan.
💡 Solusi: Gunakan sistem perencanaan seperti time blocking dan prioritaskan pekerjaan berdampak tinggi. -
Kurangnya Kepastian Finansial
Pendapatan bisa fluktuatif, terutama di awal.
💡 Solusi: Bangun dana darurat dan kelola keuangan dengan disiplin. Diversifikasi juga jenis pekerjaan yang dilakukan. -
Stigma Sosial
Masih ada anggapan bahwa “lompat-lompat kerja” berarti tidak serius atau tidak stabil.
💡 Solusi: Bangun narasi yang kuat tentang keahlian lintas bidangmu — tunjukkan bahwa kamu adalah profesional yang fleksibel dan bernilai tambah.
Karier Multi-Portofolio: Saat Satu Profesi Tak Lagi Cukup
Tips Memulai Karier Multi-Portofolio
-
Kenali Skill dan Minatmu
Apa yang kamu suka dan bisa? Mulailah dari hal yang memang sudah kamu kuasai.
-
Uji Coba Kecil
Jangan langsung resign. Mulai dari sampingan kecil — misalnya freelance, jualan digital, atau konsultasi ringan.
-
Bangun Personal Branding
Aktif di LinkedIn, Instagram, atau platform lain sesuai bidangmu. Orang perlu tahu kamu bisa apa.
-
Belajar Terus
Ikuti tren dan pelatihan di bidang-bidang yang kamu tekuni. Karier portofolio butuh pembelajaran terus-menerus.
-
Bangun Jaringan
Koneksi adalah aset. Dari satu proyek ke proyek lain, dari satu klien ke klien berikutnya — semua dimulai dari relasi yang baik.
Karier multi-portofolio bukan berarti tidak fokus. Justru, ini bentuk adaptasi terhadap realita dunia kerja saat ini: fleksibel, cepat berubah, dan menuntut kita untuk terus berkembang.
Memiliki lebih dari satu profesi bukanlah tanda bahwa kamu tidak tahu arah. Justru sebaliknya — itu bukti bahwa kamu berani merancang jalan kariermu sendiri, sesuai dengan nilai, potensi, dan gaya hidup yang kamu inginkan.
Jadi, kalau kamu merasa satu pekerjaan tak lagi cukup, mungkin saatnya mulai membangun portofolio karier yang lebih beragam dan lebih kamu banget.
Baca Juga :Â https://blog.kitakerja.co.id/dari-karyawan-ke-pemimpin-langkah-nyata-membangun-karier-tanpa-menunggu-promosi/






