Mengukur modal manusia: Kenapa perusahaan mulai mengaitkan kompensasi eksekutif dengan metrik ‘human capital’

0
36
Mengukur modal manusia: Kenapa perusahaan mulai mengaitkan kompensasi eksekutif dengan metrik ‘human capital’

Mengukur modal manusia: Kenapa perusahaan mulai mengaitkan kompensasi eksekutif dengan metrik ‘human capital’ – Selama bertahun-tahun, kesuksesan perusahaan diukur terutama lewat angka—pendapatan, laba bersih, dan nilai saham. Namun kini, paradigma itu mulai bergeser. Banyak perusahaan besar mulai menyadari bahwa kekuatan sebenarnya tidak hanya terletak pada modal finansial, tetapi juga pada modal manusia: pengetahuan, kreativitas, dan kesejahteraan orang-orang di balik bisnis tersebut.

Dan yang lebih menarik lagi, perubahan ini bukan hanya menjadi wacana. Di berbagai negara, mulai muncul tren baru di mana kompensasi eksekutif—bonus, insentif, hingga kenaikan jabatan—diukur berdasarkan kinerja human capital. Artinya, bukan cuma seberapa besar keuntungan yang dihasilkan, tetapi seberapa baik pemimpin mampu mengembangkan dan menjaga timnya.

Setelah pandemi COVID-19, banyak organisasi menyadari bahwa karyawan bukan sekadar sumber daya yang bisa diganti, melainkan aset strategis yang menentukan keberlangsungan bisnis. Perusahaan yang memiliki budaya kerja sehat, tingkat keterlibatan tinggi, dan kesejahteraan karyawan yang terjaga terbukti lebih tangguh dalam menghadapi krisis.

Riset global juga menunjukkan bahwa perusahaan dengan engagement karyawan tinggi dapat meningkatkan profitabilitas hingga 21%. Angka ini bukan hanya statistik—ia menjadi sinyal kuat bahwa investasi pada manusia bukanlah biaya, melainkan strategi jangka panjang.

Metrik human capital bisa berbeda di setiap perusahaan, tergantung nilai dan industrinya. Namun beberapa indikator yang kini mulai digunakan antara lain:

  1. Tingkat retensi karyawan: Apakah pemimpin mampu menjaga talenta terbaik tetap bertahan?

  2. Keterlibatan (engagement) tim: Seberapa besar semangat dan loyalitas karyawan terhadap perusahaan?

  3. Pengembangan kompetensi: Sejauh mana perusahaan memberi ruang bagi karyawan untuk belajar dan berkembang.

  4. Keragaman dan inklusi: Apakah tempat kerja memberi kesempatan setara bagi semua orang?

  5. Kesejahteraan dan kesehatan mental: Faktor yang kini sangat diperhatikan setelah pandemi.

Eksekutif yang berhasil memperkuat aspek-aspek ini dinilai berkontribusi langsung pada daya tahan dan pertumbuhan jangka panjang perusahaan.

Mengukur modal manusia: Kenapa perusahaan mulai mengaitkan kompensasi eksekutif dengan metrik ‘human capital’

Mengaitkan bonus atau insentif dengan metrik human capital bukan hal mudah. Ukurannya sering kali tidak seobjektif angka keuangan. Namun, banyak dewan direksi mulai melihat pentingnya keseimbangan antara hasil bisnis dan dampak kepemimpinan terhadap manusia.

Contohnya, beberapa perusahaan teknologi global kini memberi bobot hingga 30% dari bonus tahunan eksekutif berdasarkan skor engagement karyawan. Di Indonesia, tren ini mulai terlihat di sektor perbankan, startup, dan BUMN yang menempatkan “kepemimpinan humanis” sebagai salah satu indikator evaluasi pimpinan.

Mengaitkan kompensasi eksekutif dengan human capital bukan sekadar tren HR, tetapi gerakan menuju kepemimpinan yang lebih beretika dan berkelanjutan. Pemimpin kini ditantang bukan hanya untuk mencapai target bisnis, tetapi juga menciptakan lingkungan kerja yang adil, sehat, dan memanusiakan manusia.

Perusahaan yang berhasil melakukannya akan lebih mudah menarik dan mempertahankan talenta terbaik—faktor kunci untuk bersaing di era ekonomi berbasis pengetahuan seperti sekarang.

Modal manusia kini bukan lagi sekadar jargon HR, melainkan fondasi strategi bisnis masa depan. Saat perusahaan mulai menghargai peran manusia setara dengan modal finansial, kita tidak hanya berbicara tentang profit, tetapi juga purpose—tujuan yang lebih besar dalam membangun organisasi yang tumbuh bersama orang-orang di dalamnya.

Baca Juga : https://blog.kitakerja.co.id/umkm-naik-kelas-strategi-menciptakan-lapangan-kerja-berkualitas-dari-usaha-mikro/