Pekerjaan menuntut makna: Kenapa karyawan kini memilih organisasi yang punya ‘purpose’ jelas

0
45
Pekerjaan menuntut makna: Kenapa karyawan kini memilih organisasi yang punya ‘purpose’ jelas

Pekerjaan menuntut makna: Kenapa karyawan kini memilih organisasi yang punya ‘purpose’ jelas – Beberapa tahun lalu, bekerja berarti mencari penghasilan tetap, mengejar jabatan, dan memperoleh status sosial. Namun, paradigma itu kini mulai berubah. Generasi pekerja masa kini—terutama milenial dan Gen Z tidak lagi puas hanya dengan gaji besar atau fasilitas lengkap. Mereka menginginkan sesuatu yang lebih dalam: makna.

Makna inilah yang menjadi alasan seseorang bertahan, bersemangat, dan merasa bangga terhadap pekerjaannya. Karena pada akhirnya, manusia tidak hanya bekerja untuk hidup, tetapi juga ingin merasa hidup dalam pekerjaannya.

Di tengah perubahan sosial dan teknologi yang begitu cepat, muncul kesadaran baru: pekerjaan bukan sekadar transaksi antara waktu dan uang. Banyak karyawan kini bertanya pada diri sendiri, “Apa dampak pekerjaanku bagi dunia?” atau “Apakah organisasi tempatku bekerja benar-benar membawa nilai positif bagi orang lain?”

Fenomena ini semakin kuat pasca-pandemi. Saat banyak orang merefleksikan hidup dan prioritas mereka, muncullah istilah “The Great Re-Evaluation” gelombang besar ketika pekerja mengevaluasi ulang arti karier dan tujuan hidup. Akibatnya, perusahaan yang tidak memiliki purpose yang jelas mulai ditinggalkan oleh talenta terbaiknya.

Purpose bukan sekadar slogan di dinding kantor atau kalimat inspiratif di situs web perusahaan. Purpose adalah alasan keberadaan organisasi mengapa ia ada, untuk siapa ia bekerja, dan nilai apa yang diperjuangkan.

Contohnya:

  • Sebuah startup pendidikan yang bertujuan “membuka akses belajar untuk semua anak di Indonesia” akan lebih menarik bagi karyawan yang peduli pada kesetaraan pendidikan.

  • Sebuah perusahaan teknologi yang berfokus pada “membangun solusi ramah lingkungan” akan menggaet pekerja yang ingin berkontribusi pada masa depan bumi.

Ketika tujuan perusahaan selaras dengan nilai pribadi karyawan, muncullah ikatan emosional—bukan sekadar hubungan profesional.

Sebuah survei global dari Deloitte (2024) menunjukkan bahwa lebih dari 70% Gen Z dan milenial akan memilih bekerja di perusahaan yang memiliki tujuan sosial yang jelas, meskipun gajinya sedikit lebih rendah.

Di sisi lain, organisasi yang punya purpose kuat cenderung:

  • Memiliki tingkat retensi karyawan lebih tinggi,

  • Produktivitas lebih stabil, dan

  • Budaya kerja yang lebih positif dan kolaboratif.

Dengan kata lain, purpose bukan hanya idealisme, tapi juga strategi bisnis yang cerdas.

Pekerjaan menuntut makna: Kenapa karyawan kini memilih organisasi yang punya ‘purpose’ jelas

Membangun purpose bukan sekadar menuliskannya dalam visi dan misi. Ia harus dihidupkan dalam keseharian kerja.
Beberapa langkah nyata yang bisa dilakukan perusahaan antara lain:

  1. Komunikasikan tujuan dengan jujur dan konsisten.
    Karyawan perlu tahu mengapa perusahaan melakukan apa yang dilakukan—bukan hanya apa yang dilakukan.

  2. Libatkan karyawan dalam misi perusahaan.
    Beri ruang agar setiap orang merasa kontribusinya berdampak langsung terhadap tujuan besar organisasi.

  3. Bangun budaya empati dan keterbukaan.
    Lingkungan kerja yang saling mendukung membuat karyawan merasa dihargai sebagai manusia, bukan hanya mesin produksi.

  4. Rayakan keberhasilan bersama.
    Sekecil apa pun pencapaian, jika dikaitkan dengan purpose, akan memperkuat rasa kebersamaan dan kebanggaan.

Bagi banyak karyawan muda, bekerja kini bukan soal mencari tempat paling bergengsi, tapi tempat yang sejalan dengan nilai hidup mereka. Mereka ingin berada di organisasi yang peduli pada lingkungan, komunitas, dan kesejahteraan manusia.

Dan perusahaan yang mampu menjawab kebutuhan ini tidak hanya akan mendapatkan pekerja yang loyal, tapi juga pekerja yang penuh semangat dan bermakna—karena mereka merasa bagian dari sesuatu yang lebih besar dari diri mereka sendiri.

Dunia kerja telah berubah. Kini, gaji tinggi atau jabatan besar bukan lagi satu-satunya magnet utama. Karyawan modern mencari arti, tujuan, dan kontribusi nyata.
Mereka ingin bekerja di tempat yang membuat mereka bangga, bukan hanya kaya.

Perusahaan yang memahami hal ini dan menanamkan purpose sejati dalam setiap aspek operasionalnya akan menjadi magnet bagi talenta terbaik — dan sekaligus menciptakan masa depan kerja yang lebih manusiawi.

Baca Juga : https://blog.kitakerja.co.id/mengukur-modal-manusia-kenapa-perusahaan-mulai-mengaitkan-kompensasi-eksekutif-dengan-metrik-human-capital/