Gaji Awal Bisa Lebih Tinggi? Ini Negotiation Move yang Jarang Dipakai Fresh Grad!

0
22
Gaji Awal Bisa Lebih Tinggi? Ini Negotiation Move yang Jarang Dipakai Fresh Grad!

Gaji Awal Bisa Lebih Tinggi? Ini Negotiation Move yang Jarang Dipakai Fresh Grad! – Banyak fresh graduate mengira negosiasi gaji adalah “hak” para profesional berpengalaman. Padahal, justru di level awal karier inilah kamu punya kesempatan besar untuk menegosiasikan angka—asal tahu tekniknya.
Masalahnya, mayoritas fresh grad datang ke interview dengan pola pikir “yang penting diterima dulu”, sehingga kehilangan ruang untuk mendapatkan kompensasi yang sebenarnya layak.

Nah, ada satu negotiation move yang jarang digunakan, tapi ketika dilakukan dengan cara yang tepat, hasilnya bisa menaikkan gaji awal hingga 10–30%. Menariknya, teknik ini tidak agresif sama sekali.

1. Gunakan “Value Framing”, Bukan “Butuh Gaji Berapa?”

Kesalahan paling umum fresh graduate adalah menjawab pertanyaan gaji dengan defensif:

  • “Terserah perusahaan…”
  • “Saya ikut standar saja…”
  • “Berapapun tidak masalah, yang penting dapat pengalaman…”

Ini membuat HRD berpikir kamu belum memahami nilai diri kamu sendiri.

Value framing adalah teknik menjelaskan nilai yang bisa kamu berikan terlebih dahulu, baru masuk ke pembahasan angka. Contohnya:

“Selama magang saya membantu meningkatkan engagement media sosial kampus sebesar 32%. Saya yakin bisa menerapkan pola kerja yang sama di perusahaan ini. Untuk peran dan tanggung jawab tersebut, saya melihat rentang gaji yang umum berada di Rp X–Rp Y.”

Kesan yang muncul:
Kamu bukan hanya meminta gaji, kamu menawarkan nilai.

2. Tunjukkan Data Pasar—Dengan Cara Halus

Banyak fresh grad takut terlihat menuntut jika menyebut data gaji. Padahal, HRD justru menghargai kandidat yang tahu posisi pasar.

Caranya:

  • Cari rentang gaji dari platform seperti LinkedIn Jobs, Jobstreet, atau Glints.

  • Jangan sebut “Menurut riset saya, perusahaan lain bayar sekian…” (Ini agresif!)

  • Tapi gunakan pendekatan netral:

“Saya melihat untuk posisi entry-level di industri ini, rentang yang umum adalah Rp X–Rp Y. Saya ingin memastikan kompensasi saya sesuai pasar sambil tetap mempertimbangkan kebijakan perusahaan.”

Halus tapi tegas.

3. Gunakan “Benefit Bundle Negotiation” jika Gaji Tidak Bisa Dinaikkan

Kadang perusahaan punya batasan angka. Tapi bukan berarti kamu tidak bisa menegosiasikan hal lain.

Sebutannya benefit bundle negotiation: kumpulan manfaat tambahan yang bisa kamu minta sebagai alternatif.

Contohnya:

  • peningkatan transport allowance

  • subsidi makan

  • pelatihan berbayar

  • sertifikasi

  • WFA seminggu sekali

  • jam kerja fleksibel

  • revisi gaji setelah 3 bulan evaluasi

Banyak fresh grad tidak tahu bahwa sebenarnya hal-hal seperti ini lebih mudah disetujui dibanding kenaikan gaji langsung.

Kalimat halusnya:

“Jika angka gaji belum bisa dinaikkan, apakah perusahaan membuka opsi benefit tambahan seperti pelatihan, tunjangan, atau review gaji dalam 3 bulan?”

Kamu tetap terlihat profesional, bukan memaksa.

Gaji Awal Bisa Lebih Tinggi? Ini Negotiation Move yang Jarang Dipakai Fresh Grad!

4. Jangan Jawab Angka Duluan

Aturan emas dalam negosiasi: jangan menyebut angka lebih dulu.
Biarkan HRD menyampaikan range mereka. Dengan begitu, kamu tidak akan menembak angka terlalu rendah.

Jika HRD tetap meminta kamu menyebutkan angka, kamu bisa jawab:

“Saya terbuka dengan rentang perusahaan, tapi untuk gambaran awal saya berada di kisaran Rp X–Rp Y sesuai tanggung jawab posisi ini.”

Kamu tetap memberi jawaban tanpa memperkecil peluang.

5. Tanyakan Ini di Akhir: “Apa yang Dibutuhkan agar Gaji Saya Masuk Rentang Lebih Tinggi?”

Ini pertanyaan cerdas yang jarang diajukan fresh grad, tapi efeknya kuat.

HRD akan:

  • menjelaskan ekspektasi

  • memberi indikator performa

  • membuka peluang revisi gaji

  • menilai kamu sebagai kandidat yang termotivasi

Dan seringnya?
Jawaban mereka membuka pintu negosiasi tambahan.

Contohnya:

“Jika dalam 3 bulan Anda bisa handle proyek A dan B, gaji Anda bisa naik ke angka X.”

Itu bukti konkret bahwa negosiasi kamu berhasil.

Negosiasi bukan soal berani menuntut tapi soal menempatkan diri sebagai talenta yang membawa nilai.
Dengan teknik yang tepat, kamu bukan hanya meningkatkan peluang dapat gaji lebih tinggi, tapi juga meninggalkan kesan profesional sejak hari pertama.

Dan ingat, perusahaan yang menghargai kandidat berkualitas tidak akan menolak nego yang dilakukan dengan sopan dan terstruktur.

Baca Juga : https://blog.kitakerja.co.id/psychological-safety-kunci-tim-produktif-yang-mulai-diakui-perusahaan-global/