Skill Coding Apa yang Bakal Hilang Tahun Ini? Jawaban Pakar Mengejutkan!

0
23
Skill Coding Apa yang Bakal Hilang Tahun Ini? Jawaban Pakar Mengejutkan!

Skill Coding Apa yang Bakal Hilang Tahun Ini? Jawaban Pakar Mengejutkan! -Dunia teknologi bergerak bukan lagi cepat tapi super cepat. Setiap bulan muncul tools baru, framework baru, dan tentu saja… AI yang makin pintar menulis kode.
Di tengah perubahan ini, muncul satu pertanyaan besar:

“Skill coding apa yang bakal hilang tahun ini?”
Dan yang mengejutkan, jawaban para pakar justru bukan tentang bahasa pemrograman, tapi tentang cara berpikir coder itu sendiri.

Mari kita bahas.

1. Skill “Hafalan Sintaks” Mulai Tidak Relevan

Dulu, programmer dipuji karena hafal sintaks luar kepala: cara deklarasi variabel, cara bikin loop, cara panggil library, dan sebagainya.

Kini?
AI sudah melakukannya lebih cepat dan lebih akurat.

Pakar software engineering banyak mengatakan bahwa kemampuan mengingat baris kode perlahan menjadi skill yang tidak lagi menentukan kualitas seorang coder. Tools modern seperti Copilot, Cursor, dan AI assistant lain bisa menulis ulang fungsi yang rumit hanya dari satu kalimat prompt.

Yang lebih dibutuhkan sekarang adalah:

  • kemampuan memahami konteks
  • kemampuan menulis prompt yang jelas
  • kemampuan mengevaluasi hasil kode

Bukan hafalan.

2. Skill “Ngetik Kode dari Nol” Mulai Tergeser

Menulis seluruh modul dari nol sudah jarang terjadi.
Developer masa kini lebih sering:

  • memodifikasi template
  • menyesuaikan boilerplate
  • menyempurnakan output AI
  • memadukan library yang sudah matang

Menurut beberapa pengamat teknologi, skill “mengetik manual 500+ baris kode” bukan hilang total, tapi nilainya menurun karena AI bisa mengerjakan kerangka dasar dalam hitungan detik.

Coder tidak lagi dinilai dari seberapa banyak kode yang dia tulis, tapi:

  • seberapa rapi dia merancang arsitektur
  • seberapa efektif dia menggabungkan komponen
  • seberapa cepat dia membuat solusi jalan

3. Skill “Debugging Manual dari Atas ke Bawah” Mulai Tertinggal

Dulu debugging = cek log, print variable, ulangi dari awal.
Sekarang, AI debugging assistant bisa:

  • menemukan alur error,
  • menunjukkan letak bug,
  • memberikan solusi,

    dalam waktu jauh lebih cepat.

Bukan berarti skill debugging hilang—tetap penting!
Tapi debugging manual yang memakan waktu berjam-jam mulai dianggap tidak efisien.

Yang lebih dihargai:

  • kemampuan membuat kode mudah di-debug
  • kemampuan mengamati pola error
  • kemampuan meminta AI mencari akar masalah dengan prompt yang tepat

Debugging berpindah dari pekerjaan teknis menjadi pekerjaan analitis.

4. Skill “Hanya Menguasai 1 Bahasa Pemrograman” Mulai Ketinggalan

Di masa lalu, seorang developer bisa berkarir panjang hanya dengan satu bahasa.
Contoh: PHP developer, Java developer, atau Python developer.

Sekarang, industri bergerak menuju multi-teknologi dan AI-assisted workflow.
AI membuat transisi antar bahasa lebih mudah. Kamu tinggal bilang:

“Convert kode ini ke Go.”
“Tulis ulang modul ini dalam Rust.”

Maka skill single-language makin kehilangan nilai kompetitifnya.

Pakar menyebut developer masa kini butuh:

  • adaptability, bukan loyalitas buta pada satu bahasa
  • problem-solving, bukan sekadar sintaks
  • kemampuan memahami konsep lintas bahasa

5. Skill “Menghafal Struktur Framework” Mulai Tidak Diperlukan

Dulu framework seperti Laravel, React, atau Django butuh hafalan struktur dan aturan tertentu.

Kini AI bisa menjelaskan:

  • file mana yang harus dibuat
  • struktur folder terbaik
  • cara memulai modul
  • contoh implementasi

    dalam hitungan detik.

Yang hilang bukan framework-nya—framework tetap ada—
tapi skill menghafal struktur internal yang dulu dianggap keahlian utama.
Pakar mengatakan yang penting sekarang adalah bisa interpretasi dokumentasi dan memahami konsep besar, bukan hafalan.

Skill Coding Apa yang Bakal Hilang Tahun Ini? Jawaban Pakar Mengejutkan!

Lalu, Skill Apa yang Justru Paling Dicari Tahun Ini?

Ironisnya, skill yang naik daun justru bukan yang teknis:

1. Problem Solving Tingkat Tinggi

Karena AI bisa nulis kode, tapi AI tidak tahu apa yang harus dibuat.

2. Arsitektur Sistem

Bagaimana modul saling terhubung.
Bagaimana data mengalir.
Itu tidak bisa diotomatiskan seutuhnya.

3. Prompt Engineering Khusus Engineering

Bukan sekadar “prompt”, tapi cara berkomunikasi dengan AI model untuk:

  • generate kode
  • refactor
  • test
  • dokumentasi

4. Kemampuan Berkolaborasi Dengan AI

Ini skill yang benar-benar baru:
menggabungkan kemampuan manusia (intuisi + kreativitas) dengan kemampuan AI (kecepatan + kalkulasi).

Skill coding yang “hilang” bukan benar-benar hilang…
Mereka turun prioritasnya.

Fokus industri bergeser dari mengetik kode ke memahami masalah.
Dari hafalan ke pemikiran strategis.
Dari kerja manual ke kolaborasi AI.

Developer terbaik di tahun ini bukan yang paling cepat mengetik,
tapi yang paling cepat beradaptasi.

Baca Jugahttps://blog.kitakerja.co.id/gaji-awal-bisa-lebih-tinggi-ini-negotiation-move-yang-jarang-dipakai-fresh-grad/